Cinta
tak pernah padam di pelantaran manusia, tak pernah ada rasa yang terbuang sia-
sia, kukira itu berlaku pada diriku saat ini. Kedekatanku dengan beberapa
temanku di masa lalu kiniku mencoba untuk melupakan segala tentang mereka.
Fokus
pada cita cita ku kali ini untuk mempunyai istri yang shalehah , tidak banyak
neko neko, patuh pada suami, dan sederhana dalam kehidupan. Itu sudah cita
citaku yang paling tinggi di akhir perjaka kunanti setalah aku mampu untuk
berkeluarga.
Aku
kembali untuk nostalgia pada semester awal dalam perkuliahanku. Ilmu baru,
semangat baru, teman baru serta sahabat baru. Tapi dalam pelayaran mencari
kebahagaian dunia dan akhirat selalu saja ada kaum hawa yang selalu memikatku.
Padahal ketika pelayaran di danau abu abu aku sudah terpikat pada sosok kaum
hawa yang ku temukan di suatu tempat yang strategis dan tempat berkunjung semua
orang. Sampai sekarang aku masih bersama hawa yang tak terpisahkan.
Saat
aku masuk dalam samudra kebebasan aku bertemu dengan banyak sekali ikan yang
lalu lalang. Sampai aku terpatuh pada roti cantik serta gadis indah.
Namun
aku awalnya mendekati roti cantik itu karena aku tahu dia sangat manis sekali.
ternyata aku gagal dalam pemancingan itu dan dia masih medan membuatku lelah melakukannya
lagi. Hanya karena belum bisa move on dengan masa lalunya.
Aku
pun sadar aku masih mempunyai hawa yang menyelimutiku dan menyayangiku. Tapi
ego serta nafsuku tak padam untuk terus berlayar mencari pulau merah untuk
bersandar.
Saat
aku naik ke semester 2 karya karyaku sudah banyak yang melihat dan membacanya.
Dan aku tahu aku sudah salah terpikat dengan salmon yang berlalu lalang. Aku
terperangkap dengan kisah yang tak padam walau di guyur hujan.
Aku
berlari lari untuk mendapatkannya setiap minggu dan juga merasa berlebihan di
ajak bermain di raflesia setiap minggu. Patok pattok tendapun menjadi saksi
bisu aku dan dia.
Namuun
kandas karena aku tahu telah salah dalam bertindak dan hanya mentuhankan hawa
nafsu. Sampai aku bertengkar dengan hawa yang menyelimutiku.
Aku
terus menarik kembali kaum hawa yang setia mendampingiku kemanapun.
Ternyata
semester 3 aku sudah sadar aku telah melalaikan gadis indah yang telah ku
rasakan saat semester 1. Aku mencoba untuk taarufan lahir batin. Tapi ada saja
hama yang menggrogoti roti merahku ini.
Aku
aga terpikat dengan ikan yang lebih besar dan itu bisa menjadi senjata bagi
kekuatan berorganisasiku dalam menaklukan pelayaran ilmuku namun ikan ini
terlalu centil juga sangat agresip. Aku tak suka dengan hal yang berbau agresif
dan aku putuskan untuk kembali mendekati gadis indah ini.
Aku
merasa bersalah karena aku telah melakukan tindakan bodoh untuk kedua kalinya
meninggalkan gadis indah yang sangat imut itu. Dan pada akhirnya aku telah bisa
menjalani seperti yang aku inginkan berjalan dan mengalir dengan cantik.
Aku
lupa hawa yang menyelimutiku sudah tau bahwa aku sedang dengan gadih indah.
Setiap hari aku selalu menyembunyikan pada hawa bahwa aku selalu dekat dengan
dengan gadih indah pujaanku.
Namun
aku sadar bahwa yang dilakukan ini menyalahi aturan keluargaku yang melarang
aku untuk berhubungan dengan beda ras dan suku. Keberadaan jantung yang tak di
harapkan itu menuai konflik serta permasalahan yang selama ini terjadi pada
diriku. Aku tak menghiraukan perkataan keluarga serta istilah nenek moyang
jaman dulu karena aku hanya percaya jodoh sudah ada yang mengatur.
Alhamdulillah
sampai dengan sekarang semester 4 aku sudah menjalani hubungan dengan gadis
indah ini dengan baik dan ada dalam proses taaruf, karena pacaran lebih pada
kearah kemaksiatan.
Belajar
serta ikhitarku sangat lebih semangat karena gadis indah itu.
Itulah
kisah pelayaranku di lautan asmara.
Soooo??
Bagaimana denganmu .
No comments:
Post a Comment