Ya dalam sebuah kehidupan tidak ada yang
namanya kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik ALLAH semata, apalagi
soal jodoh dan rejeki semua sudah di atur oleh-Nya.
Tinggalah keluarga kecil di salah satu
kota yang sangat asri dan masih alami yaitu kota manis
.
diceritakan seorang ibu
yang baik hati dan mempunyai seorang anak perempuan yang cantik jelita, ibu itu
bernama Rahmi dan anaknya bernama Susi. Mereka tinggal dalam kesederhanaan,
ayahnya Susi telah meninggalkan ibu dan seorang anak yang cantik dan lugu karena
kecelakaan di jalan raya 2 tahun. Kecelakaan itu membuat ibu Rahmi sangat sedih
sekali, bahkan membuat Ibu rahmi harus banting tulang demi menghidup anaknya
yang masih sekolah.
Susi anak yang berbakti dan suka
membantu pekerjaan ibunya, dia berumur 22 tahun dan seorang mahasiswi tingkat 3
kedokteran di salah satu universitas negeri yang terkenal dikota kembang. Dari
tingkat 1 susi selalu mendapat mendapat beasiswa dan dapat meringankan biaya
yang dikeluarkan oleh ibunya.
Ibunya
seorang pedangang Bakso yang cukup ramai pengunjungnya, setiap kali Susi pulang
ke kota manis dari kota kembang. Ibunya selalu merasa terharu dan terbantu
karena Susi selalu bantu- bantu di warung baksonya meskipun anak Ibu Rahma
tersebut calon dokter, Susi tidak pernah mengeluh dengan keadaan pekerjaan
ibunya yang hanya penjual tukang bakso. Bahkan Susi bangga dengan ibunya karena
bekerja tanpa seorang laki- laki.
Suatu
hari sekitar jam 3 sore, datanglah seorang pembeli yang keren, tampan, gagah
dan bisa terbilang mapan karena membawa mobil sedan mewah. Sebut saja namanya
Karim. Karim ini seorang pengusaha daging ayam yang terkenal di daerahnya.
“ Teh pesen baksonya 1 porsi” Kata Karim sambil memandang
Susi yang kebetulan sedang menjaga warung baksonnya karena ibunya lagi ada
keperluan,
“ooh ia mas, dibungkus atau dimakan disini” tanya Susi,
“dimakan disini saja” tapi pas melihat pengunjung lagi sepi,
Karimpun mengubah pesanannya,
“Maaf teh, nambah lagi deh jadi pesen 2 porsi” pesan Karim
pada Susi.
“ oke mas, tunggu ya”, jawab susi.
Setelah
jadi 2 porsi, Susipun mengantarkan kekursi seorang laki laki tersebut.
“looh mas, gembul juga ya” tanya Susi sambil tersenyum
senyum,
“sini duduk dulu kamu teh, “ jawab Karim sambil tersenyum,”
ooh ia kenalin dulu namaku Karim, kalo namamu”,tanya balik Karim,
“iiih apan sih, namakau Susi”, melihat pembeli belum ada
Susipun duduk.
Akhirnya
mereka berdua kenalan, ngobrol kesana kemari, sambil menikmati hidangan bakso
yang sudah dibuat Susi sendiri. Karim baru tahu kalau Susi adalah seorang
mahsiswi kedokteran, sedangkan Susi juga baru tahu kalau Karim itu adalah
pengusaha. Mereka berdua bercengkrama kaya teman yang sudah lama kenal padahal
baru beberapa jam.
Ibu
Rahmapun datang karena sudah beres dari keperluanya, dan langsung melihat Susi
Dan Karim sedang duduk berdua sambil bercanda,lalu ibu Rahmapun menghampirinya.
“iiiiibuuu” kata Susi dengan
expresi kaget.
“Sus, siapa laki- laki ini?,
pacar kamu?, kenapa ga bilang dari dulu- dulu, kamu tuh udah pantes bawa laki-
laki” tanya ibu Rahma dengan bertubi- tubi dan ngotot pengen tahu.
“ euuh bukan Bu, ini
temen saya, kenalin namanya Karim” jawab Susi.
“ooooh kirain”, balas Bu Rahma.
Waktu terus bejalan, mereka berduapun saling melakukan
pendekatan dengan melakukan kontekan lewat email ataupun handphone.
Susi telah kembali pada aktivitas biasanya
yaitu bergelut dengan perkuliahannya, sedangkan Ibu Rahma tetap pada aktivitas
bejualan seperti baisa tanpa ada yang membantunya.
Di
suatu malam ketika hendak tidur entah perasaan apa yang menimpa ibu Rahma yang
menyebabkan perasaannya tidak tenang. ketika Ibu Rahma bangun seperti
biasanya melakukan aktifitas solat
malam, tadarus da berdo’a pada sang maha kuasa supaya Susi bisa lulus tepat
waktu, dan berdoa supaya dalam
berjualannya dimudahkan.
Sinar matahari pun datang dan ibu Rahma
brangkat ke tempat berjualan baksonya dengan cepat karena agak dekat dengan
rumahnya.
Ketika
melihat kebulan asap dari kejauhan perasaan Ibu rahma mulai tak karuan, merasa
ada yang sedang teradi sesuatu di dekat warungnya, sontak Ibu rahma dari
kejauhan sudah terlihat warungnya yang sudah hangus, ibu rahma sook berat
bahkan pingsan karena melihat warungnya yang hangus di lahap si jago merah dan sedang
di padamkan oleh warga sekitar. Entah apa penyebab terjadinya kebakaran warung
tersebut, tapi dari pihak kepolisian menyimpulkan kalau awal mulanya mungkin
karena tabung gas yang bocor.
Wargapun
menghubungi Susi karena ibunya langsung jatuh sakit setelah beberapa hari. Ibu
Rahma lemas karena mungkin Ibu Rahma terus memikirkan tentang warung baso
tersebut yang hanya satu- satunya mata pencaharian yang di andalkan. Akhirnya
Susi pulang dengan muka yang Nampak sedik.
Karimpun
mengetahui soalnya ibunya yang lagi
sakit karena saat akan makan bakso, warungnya rata dengan tanah. Karim bergegas
menuju rumah Susi dan bertemulah Karim dengan Susi setelah 2 bulan tidak
ketemu, Susi jarang pulang karena focus pada kuliahnya dan tidak ingin
mengecewakan Ibunya yang banting tulang bekerja untuk menyekolahkan Susi.
“ yang sabar ya Susi” kata Karim sambil menghapiri susi di
dekat ibu Rahma yang sedang berbaring lemas di kasur.
“ makasih ya mas Karim” Balas Susi sambil menangis.
Karimpun
berniat membantu keluarga Ibu Rahma yang sedang mengalami musibah dengan
membangun kembali warung baksonya dan memberikan modal. Karena Karim tidak tega
melihat Susi dan ibunya terlarut dalam kesedihan.
2
minggu berlalu warung bakso Ibu Rahma pun sudah di bangun dengan dekorasi
modern, warungnya sudah ramai kembali, begitu juga dengan Ibu Rahma sudah
sehat, sedangkan Susi sudah pergi ke kota kembang untuk melanjutkan kuliahnya.
Sedangkan Karim sibuk dengan bisnisnya.
Ibu
rahma berniat menjodohkan Karim dan Susi karena Ibu rahma pengen cepat
menggendong cucu.
Dalam suatu kesempatan ketika anaknya libur semester dan
pulang ke kota manis, di panggilah Karim sang pengusaha untuk menemui Ibu
rahma, dan sontak ketika sampai di rumah Ibu Rahma, Karim di sambut oleh Susi.
Ibu rahma
menanyakan pada Karim soal hubungan dengan anaknya. Ibu Rahma pengen cepet
mereka berdua menikah, karena melihat umur Ibu Rahma yang sudah tidak muda lagi.
Dan mereka sepakat setelah Susi lulus dari kedokteran mereka
akan melakukan akad pernikahan.
No comments:
Post a Comment