Assalamualaikum wr. Wb
saya mahasiswa tingkat 1 diksatrasia ( pendidikan bahasa dan sastra indonesia ) dengan organisasi teater pijar, tetater tangtu tilu, crew tabloid lingusitik, saya mahasiswa angkatan 2014- 2015.
Alhamdulillah dari
kebimbangan yang saya rasakan setelah lulus dari SMA berubah jadi keyakinan
yang sangat yakin seyakin yakinnya. Kenapa.?
karena ketika saya ingin masuk di perguruan tinggi negeri yang di idamkan pada saat itu yang lokasinya di bandung, akhirnya saya berangkat ke bandung untuk
karena ketika saya ingin masuk di perguruan tinggi negeri yang di idamkan pada saat itu yang lokasinya di bandung, akhirnya saya berangkat ke bandung untuk
mengikuti seleksi dengan
jalur jalur mandiri yang di ikuti hampir 6ribu lebih dan hanya di ambil 1ribu
orang dan saya mengambil jurusan informatika yang saya senangi . namun soal
yang saya kerjakan itu sangatlah banyak dan akhirnya saya optimis lulus seleksi
itu sampai 1 hari sebelum pengumuman.
Setelah jatuh pada hari
H pengumuman seleksi itu dan saya berdo’a supaya lulus dengan optimis, tapi
pada saat membuka pengumuman dengan online, sedih tak terbendung dengan membaca
kata “ maaf anda gagal”.
dengan pengumuman
itulah saya jadi pesimis untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tapi Alhamdulillah
berkat ridha dari ALLAH datanglah paman saya yang member saran agar masuk
perguruan tinggi swasta di daerahku dengan menyarankan masuk prodi pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia. Saya menurut saja karena perasaan kecewa berat
tetap ada dan masih membekas sampai sekarang.
Awalnya saya gengsi dan
juga saya pesimis masuk universitas itu dan masuk prodi sastra Indonesia,
kenapa ga yang lain..? akhirnya setelah saya tahu dan mengikuti setiap arahan
dosen yang mengajar, saya jadi tahu bahwa masuk sastra Indonesia yaitu kita
bisa mengganti pran satrwan- sastrwan tua yang kini telah hampir menyurut, juga
kita bisa menggali potensi berbicara, menyimak, mengarang buku, menulis buku, membaca puisi, menjadi
wartawan handal, dll.
Saya sekarang sadar
bahwa takdir seseorang bukan ditentukan dari berapa yakin kita bisa, tetapi di
tentukan seberapa besar kita mengingat tuhan kita dan seberapa besar pengabdian
pada- Nya.
No comments:
Post a Comment