Hidup yang penuh dengan kepanaan ini membuat drama yang
tak berujung. Apalagi banyak sekali sekenario yang tak terduga. Dari kecil aku benci dan asing dengan yang
namanya politik. Saling menjatuhkan, adu domba, berbohong pada public,
berbohong pada diri sendiri sampai rela menggadaikan keimanan hanya untuk
mencapai tujuan pribadi.
Waktu terus berlalu seiring dengan pertumbuhan usiaku,
kini aku menginjak kedewasaan. Kehadiranku dalam dunia kampus membuatku gatal
akan organisasi. Aku tak tahu kalau organisasi dengan cakupan kampus takan ada
perpolitikan. Aku sadar setelah mengetahui hal itu aku jadi enggan untuk
menyentuk organisasi di kampus.
Apa di kata, semua yang telah aku benci sejak kecil kini
masuk dalam rawa kedjoliman. Sekarang aku sadar dan mengerti kenapa para
politikus serta pejabat mempertahankan apa yang telah dikuasai dan dimiliki.
Apalagi pas ada serangan dari public tentang kebijakan
yang di ambil dan juga privasi . kebohongan serta mengkambing hitamkan teman,
sahabat, musuh, atau yang belum di kenalpun bisa saja.
Tak ada yang tak mungkin dalam dunia pana ini, semua bisa
saja terjadi. Sedikit sekali bahkan bisa dikatakan 1:100000 orang yang tidak
menggunakan politik hitam untuk mencapai tujuan dan obsesinya.
Kejadian ini berawal pada saat saya sudah menjabat
sebagi bupati diksatrasia, aku bingung dengan segala keadaan yang ada. Banyak
orang yang mencemooh serta menurunkan martabat saya sebagai ketua hima terpilih.
Dari sanalah saya menyusun strategi agar orang- orang
yang mencemooh serta menurunkan harkat drajat saya berbalik menjunjung tinggi
kembali privasiku.
Dari mendoktrin orang lain agar mereka percaya padaku
sampai membohongi orang lain karena kebijakanku yang diambil. Itu semua saya
lakukan demi masa depan organisasi yang saya pimpin. Tapi dalam dunia ini semua
di benarkan dan dihalalkan tapi ideology yang saya punya bebrbenturan sekali
dengan apa yang saya terapkan sehingga terkadang hidupku dipenuhi dengan
renungan- renungan yang fatal dan berdampak pada segi ketaatanku pada agama
serta tuhanku.
Renungan- renungan itu yang membuatku seperti mati
berdiri dan lupa diri. Isi kepalaku seakan pecah tak terhitung. Setip detik
selalu teringat akan perbuatan yang pernah dilakukan.
Hari demi hari aku berusaha untuk menghilangkan hal yang
sudah berlalu tapi tak pernah ada hasilnya.
Semua Organisasi yang aku ikuti kini vakum karena
terlalu stress memikirikan apa yang terjadi dalam hidupku. Namun aku sadar juga
kalo ini semua adalah karma, karena aku dulunya membenci politik tak taunya
sekarang aku terjerumus dalam jurang perpolitikan.
dan semoga kisahku saat ini menjadi pelajaran berharga
bagiku dimasa yang akan datang bahwa politik yang terjadi di Negara kita ini
berdampak pada siklus keimanan serta ketaqwaan pada sang maha pencipta.
Untuk itu saya mengajak pada aktivis mahasiswa serta
elemen masyarakat untuk melawan politik hitam dengan membentangkan politik
putih.
Pesan terakhir dari saya, jangan pernah ada perasaan
benci serta perangsa buruk tentang apapun dan siapapun karena semua hal yang
kita rasakan sekarang akan terulang di hari yang kan datang.
No comments:
Post a Comment